Tulisan Indah Itu Hanya Peristiwa, Cara Kamu Menulislah Yang Hebat.

Senin, 08 Juni 2015

Antara Media, Domba Hitam Dan Domba Putih

with 1 comment
Dalam setiap kehidupan, tentu ada komunitas, baik itu komunitas yang putih maupun hitam. Dalam segerombolan domba juga begitu. Dalam hal ini saya ingin membahas antara Media, Domba hitam (muslam ekstrem) dan Domba putih (Mayoritas Muslim).
Ada banyak pertanyaan yang ditujukan terhadap kaum muslim terkait kejadian-kejadian teror diberbagai tempat di dunia, yang mereka "tuduhkan" terhadap umat muslim tetapi menafikan teror-teror lain yang lebih kejam sehingga menjadikan umat muslim sebagai kambing hitam.

Salah satunya, kalau memang dalam Islam melarang membunuh sesama manusia yang tak bersalah, bagaimana kejadian yang di Timur Tengah?

Kenapa umat muslim tidak secara terbuka mengkritik dan mengkutuk kejadian yang ada di Timur Tengah? Dan banyakpertanyaan lain.

Dalam kaitannya dengan istilah teroris yang seringkali ditujukan terhadap umat muslim, hal ini sangat erat kaitannya dengan media. Kenapa media? Karena media lah awalnya melakukan mengambing hitamkan kaum muslim. Media menyebarkan berita "ada sekelompok domba hitam" namun mereka menggambarkan seakan-akan seluruh seluruh domba hitam. Dunia disuguhkan berita yang seakan-akan umat muslim "seluruhnya" adalah domba hitam.

Padahal sudah jelas, dalam al-Quran surat al-Maidah:32, bahwa dilarang membunuh seseorang yang tidak berhak dibunuh, yang tidak melakukan kerusakan, apabila seseorang itu membunuh maka dia seakan-akan membunuh seluruh umat manusia. Hal ini sudah sangat jelas bahwa dalam ajaran Islam sangat melarang pembunuhan, membunuh seseorang dimanapun yang tidak bersalah adalah dosa. Bahkan dalam Islam membunuh adalah dosa terbesar kedua setelah syirik.

Banyak kalangan umat muslim mengkritik juga mengutuk kejadian yang ada di afghanistan dan ditempat lain. Namun media mengarang berita, bahwa umat muslim melegalkan pembunuhan terhadap orang yang tidak berdosa. Hal ini jelas adalah fitnah yang dibuat-buat agar umat muslim dibenci dunia.

Aku sendiri setuju bahwa banyak organisasi muslim, mengutuk kejadian-kejadian di afghanistan, Irak, dll. Kejadian 11 September pula yang membunuh ribuan orang saya setuju perbuatan demikian dikutuk. Namun saya tidak tau siapa yang melakukan hal tersebut. Aku tidak mengatakan muslim yang melakukannya, namun media yang bilang begitu, yang tak ada buktinya. Tapi siapapun yang melakukannya aku mengkutuknya. Jika anda mau mencari berbagai sumber, ada banyak dokumenter di internet yang menunjukkan bahwa itu ulah pemerintah AS. George bush yang melakukannya. Namun sekali lagi aku tidak tau siapa yang melakukannya. Ada banyak nyawa tak bersalah menjadi korban pada waktu itu, termasuk muslim.

Pengeboman kereta di London, pengeboman kereta di Bombai, itu harus di kutuk. Namun aku juga mengkutuk ribuan orang yang bunuh di Afghanistan, mereka dibunuh dengan misil dan bom. Di Palestina, mereka melawan dengan batu, dan media (mereka) menyebut kami teroris. Amerika mengirim bom, roket, bom cluster. Untuk apa? operasi tersembunyi. Apa yang telah banyak aku temukan, adalah media yang menggambarkan bahwa muslim melakukan tersebut.

Ada domba hitam di dalam komunitas (Islam), ada domba hitam disetiap komunitas. Di India, seberapa sering media berbicara Maoist (partai komunis) yang membunuh banyak polisi? mereka adalah pembunuh terbesar di India, indentitas mereka adalah hindu. Adakah yang menyebut mereka "teroris hindu"? Di Inggris ada IRA (Irish Republican Army), mereka katholik. Adakah yang menyebut mereka "teroris katholik"?

Bahkan, bagiku George Bush adalah Bosnya teroris, penjahat berkerah putih. Dia yang meladangi dikirimnya jet-jet tempur ke Afghanistan, ke Irak, Dan ke bagai negara yang pasti menewaskan banyak nyawa tak bersalah.

Tidak ada agama yang membolehkan membunuh. Semua Agama.

1 komentar:

  1. Politik media massa. kalau menurut teori kritik termasuk pada pembentukan opini publik dengan peran media. ya begitulah siapa yang memihak siapa, apa motifnya, dan lagi-lagi media seharusnya obyektif melihat realitas.

    BalasHapus

Berkomentarlah dengan komentar yang sopan dan baik.