Tulisan Indah Itu Hanya Peristiwa, Cara Kamu Menulislah Yang Hebat.

Senin, 17 Agustus 2015

Menyoal "Kemerdekaan" di 17 Agustus 2015

with 0 Comment
Sudah ke 70 tahun perayaan kemerdekaan bangsa Indonesia selalu dirayakan. Bukan kenapa, karena bangsa yang besar akan selalu mengingat perjuangan para pendahulunya, pahlawan. Namun bulan agustus tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Agustus tahun 2015 ini disambangi beberapa peristiwa yang cukup menarik perhatian khalayak umum. Mulai dari dua organisasi Islam terbesar di negeri ini yang melakukan Muktamar, pelambanan ekonomi, hingga menilik kemerdekaan hari ini.

Kemerdekaan Indonesia sejatinya lebih awal dari kemerdekaan beberapa negara tetangga, seperti Singapura, malaysia, dan brunai darussalam. Tapi kalau melihat kondisi sosial secara ekonomi Indonesia masih dibawah negara tetangga tersebut. Entah apa sebenarnya yang terjadi, karena saya memang bukan pakar di bidang ekonomi juga politik karena pengetahuanku pada keduanya masih sangat kurang. Kenapa harus ekonomi dan politik? karena pada keduanya bagi saya bangsa bergantung pada gilirannya berimbas pada sosial juga pendidikan. Namun pada kali ini saya hanya mencoba melihat makna "Kemerdekaan" bangsa ini sejauh yang saya mampu.

Pada awal bulan ini yang menarik perhatian saya adalah muktamar dua organisasi Islam di negeri ini, NU dan Muhammadiyah. Pada muktamar kali ini, keduanya mengusung tema yang saling mendukung satu sama lain, mereka kompak untuk menjadi organisasi yang akan memperjuangkan bangsa yang maju, cerah, beradab dan progresif.

Dua organisasi ini kebetulan sama-sama memberikan fatwa yang menarik bagi pelaku korupsi. NU mengusungkan sepakat setelah melalui bahtsul masa'il terkait hukuman mati bagi koruptor, pun selain pembunuhan, produsen, pemasok, dan pengedar narkoba. Sedang Muhammadiyah mengusungkan pelarangan sholat jenazah terhadap pelaku korupsi / koruptor. Hingga tadi malam dua fatwa yang usung oleh organisasi tersebut di layar televisi. Tentu fatwa tersebut akan ada dampak positifnya yang juga bisa terjadi kontroversial. Terutama bagi aktivis HAM.

Kondisi lain terkait pelambanan ekonomi Indonesia hingga pelemahan nilai ekonomi, terlihat dari nilai tukar mata uang rupiah yang bisa dibilang sudah tak ada harganya. Belum lagi dengan persoalan pelik lainnya bangsa ini.

Entah harus bagaimana, saya sebagai rakyat yang belum bisa memberikan sumbangsih apa-apa pada bangsaku ini terhenyak karena di kemerdekaan bangsa yang sudah berumur 70 tahun ini, bangsa ini masih jauh dari impian kemerdekaan yang dulu di impikan oleh para pahlawan.

Akhir kata, meski permasalahan negeri ini beigtu komplit, namun bangsa ini masih bisa mengatasi permasalahan yang dihadapi. Akan tetapi jika melihat negeri tetangga kita harus malu, malu karena kita belum merdeka secara ekonomi, belum merdeka secara politik, belum merdeka secara pendidikan. Kita harus "SADAR" dan "PEDULI" untuk lebih berjuang lagi baik secara mikro maupun makro. Pribadi juga kelompok. Wallahua'lam


0 komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan komentar yang sopan dan baik.