Tulisan Indah Itu Hanya Peristiwa, Cara Kamu Menulislah Yang Hebat.

Jumat, 22 Mei 2015

Revitalisasi Revormasi Pendidikan Di Indonesia

with 0 Comment
Enam belas tahun lebih pasca reformasi 1998 telah berlalu, pemilu ke pemilu sudah berlangsung empat kali, silih berganti presiden, para dewan rakyat, puluhan partai sudah didirikan, propinsi dan kabupaten baru sudah banyak dibentangkan. Namun, indonesia tidak banyak mengalami perubahan baik dari segi ekonomi, politik, sosial, maupun pendidikan. Terlebih pendidikan sendiri di Indonesia yang masih silang sengkarut. Padahal berawal dari pendidikanlah problematika-problematika yang melanda Indonesia baik ekonomi, politik, juga sosial dapat berubah lebih baik. Namun, pasca reformasi harapan-harapan maupun agenda-agenda yang dulu pernah digembar-gemborkan, semua hanyalah janji yang berlalu bersama angin.

Pendidikan yang sejatinya merupakan sarana penting untuk menuai kesuksesan di masa depan. Kita tahu hal tersebut, namun kenyataannya kenapa pendidikan di Indonesia masih carut marut ? dengan berbagai kegalauan sistem pendidikannya. Seperti pro-kontra kebijakan Ujian Nasional (UN) yang masih saja hangat diperbincangkan oleh warga diberbagai pelosok negeri ini.


Berbagai konsep, metode, paradigma sudah sering bermunculan sebagai varian untuk mewujudkan reformasi pendidikan yang lebih baik. Termasuk demokrasi pendidikan yang masih perlu dibenahi untuk mewujudkan pendidikan yang produktif.  Karena tingginya kualitas pendidikan berkorelasi positif sebagai kontrol sosial terhadap pembangunan demokrasi politik.

Oleh karena itu, adanya reformasi pendidikan di Indonesia perlu di revitalisasi. Yang hasilnya akan dilihat dari bagaimana out put pendidikannya. Out put pendidikan adalah hasil dari bagaimana proses pendidikan diajarkan dan mampu diimplementasikan seorang peserta didik bagi kehidupannya. Setinggi apapun pendidikan seseorang akan nampak bila ia mampu mengaplikasikannya dalam praktik yang nyata. Tidak sekedar bergulat dengan teori-teori belaka. Artinya pendidikan bukan hanya wacana, wawasan dan pengetahuan. Lebih daripada itu, pendidikan merupakan mesin pencetak manusia unggul, manusia paripurna.

Pendidikan perlu dipandang sebagai bagian dari sikap dan moral yang berkembang dimasyarakat. Kita hidup di masa yang segalanya seakan sudah dimanjakan, sudah disediakan hingga kita dilupakan bagaimana mereka membuat semua itu bahkan kita dibuat hanya terkagum-kagum oleh buaian atas apa yang sudah dihasilkan oleh manusia atau bisa disebut para penikmat. Barang-barang dari besi yang dirangkai menjadi berbagai alat untuk memanjakan manusia. Kita sering mendengar pesan Rasulullah saw. Untuk kita agar belajar (berproses dalam pendidikan) meski ke negeri cina. Namun hal itu seakan angin yang pasti berlalu.

Manusia adalah makhluk yang dilengkapi oleh Allah sarana berpikir. Namun sayang, kebanyakan mereka tidak menggunakan sarana yang teramat penting ini sebagaimana mestinya. Bahkan pada kenyataannya sebagian manusia hampir tidak pernah berpikir.

Sebenarnya, setiap orang memiliki tingkat kemampuan berpikir yang seringkali ia sendiri tidak menyadarinya. Ketika mulai menggunakan kemampuan berpikir tersebut, fakta-fakta yang sampai sekarang tidak mampu diketahuinya, lambat-laun mulai terbuka di hadapannya. Semakin dalam ia berpikir, semakin bertambahlah kemampuan berpikirnya dan hal ini mungkin sekali berlaku bagi setiap orang. Harus disadari bahwa tiap orang mempunyai kebutuhan untuk berpikir serta menggunakan akalnya semaksimal mungkin. Namun dari sekian pilihan yang harus dipikirkan oleh kita adalah berpikir sebagaimana mestinya. Maksudnya yang paling pertama kali wajib untuk dipikirkan secara mendalam oleh setiap orang ialah tujuan dari penciptaan dirinya, baru kemudian segala sesuatu yang ia lihat di alam sekitar serta segala kejadian atau peristiwa yang ia jumpai selama hidupnya.

Pernahkah anda memikirkan bahwa anda tidak ada sebelum dilahirkan ke dunia ini; dan anda telah diciptakan dari sebuah ketiadaan?
Pernahkan anda berpikir bagaimana bunga yang setiap hari anda lihat di ruang tamu, yang tumbuh dari tanah yang hitam, ternyata memiliki bau yang harum serta berwarna-warni?
Pernahkan anda memikirkan seekor nyamuk, yang sangat mengganggu ketika terbang mengitari anda, mengepakkan sayapnya dengan kecepatan yang sedemikian tinggi sehingga kita tidak mampu melihatnya?
Pernahkan anda berpikir bahwa lapisan luar dari buah-buahan seperti pisang, semangka, melon dan jeruk berfungsi sebagai pembungkus yang sangat berkualitas, yang membungkus daging buahnya sedemikian rupa sehingga rasa dan keharumannya tetap terjaga?
Pernahkan anda berpikir bahwa gempa bumi mungkin saja datang secara tiba-tiba ketika anda sedang tidur, yang menghancur luluhkan rumah, kantor dan kota anda hingga rata dengan tanah sehingga dalam tempo beberapa detik saja anda pun kehilangan segala sesuatu yang anda miliki di dunia ini?
Pernahkan anda berpikir bahwa kehidupan anda berlalu dengan sangat cepat, anda pun menjadi semakin tua dan lemah, dan lambat laun kehilangan ketampanan atau kecantikan, kesehatan dan kekuatan anda?
Pernahkan anda memikirkan bahwa suatu hari nanti, malaikat maut yang diutus oleh Allah akan datang menjemput untuk membawa anda meninggalkan dunia ini?
Jika demikian, pernahkan anda berpikir mengapa manusia demikian terbelenggu oleh kehidupan dunia yang sebentar lagi akan mereka tinggalkan dan yang seharusnya mereka jadikan sebagai tempat untuk bekerja keras dalam meraih kebahagiaan hidup di akhirat?

Manusia yang tidak memikirkan hal ini, hanya akan mengetahui kenyataan-kenyataan tersebut setelah ia mati. Yakni ketika ia mempertanggung jawabkan segala amal perbuatannya di hadapan Allah. Dengan harapan manusia khususnya bangsa Indonesia kembali kepada kepribadian yang luhur dan mulia, sehingga meminimalis orang-orang “berpendidikan” yang berperilaku tidak berpendidikan seperti korupsi dan sejenisnya.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an bahwa pada hari penghisaban, tiap manusia akan berpikir dan menyaksikan kebenaran atau kenyataan tersebut:

"Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan, "Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini." (QS. Al-Fajr, 89:23-24)

Dengan demikian, sebuah reformasi dalam pendidikan meskipun pernah dirumuskan namun sangat dimungkin merevitalisasikannya. Agar tujuan manusia hidup dari kecil hingga besar (waktu yang singkat) tidak sia-sia.

"Dia lah yang memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Nya dan menurunkan untukmu rezki dari langit. Dan tiadalah mendapat pelajaran kecuali orang-orang yang kembali (kepada Allah)." (QS. Ghaafir, 40: 13).

0 komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan komentar yang sopan dan baik.