Enam belas tahun lebih pasca reformasi 1998 telah berlalu, pemilu ke
pemilu sudah berlangsung empat kali, silih berganti presiden, para dewan
rakyat, puluhan partai sudah didirikan, propinsi dan kabupaten baru
sudah banyak dibentangkan. Namun, indonesia tidak banyak mengalami
perubahan baik dari segi ekonomi, politik, sosial, maupun pendidikan.
Terlebih pendidikan sendiri di Indonesia yang masih silang sengkarut.
Padahal berawal dari pendidikanlah problematika-problematika yang
melanda Indonesia baik ekonomi, politik, juga sosial dapat berubah lebih
baik. Namun, pasca reformasi harapan-harapan maupun agenda-agenda yang
dulu pernah digembar-gemborkan, semua hanyalah janji yang berlalu
bersama angin.
Pendidikan yang sejatinya merupakan sarana penting untuk menuai
kesuksesan di masa depan. Kita tahu hal tersebut, namun kenyataannya
kenapa pendidikan di Indonesia masih carut marut ? dengan berbagai
kegalauan sistem pendidikannya. Seperti pro-kontra kebijakan Ujian
Nasional (UN) yang masih saja hangat diperbincangkan oleh warga
diberbagai pelosok negeri ini.
Berbagai konsep, metode, paradigma sudah sering bermunculan sebagai
varian untuk mewujudkan reformasi pendidikan yang lebih baik. Termasuk
demokrasi pendidikan yang masih perlu dibenahi untuk mewujudkan
pendidikan yang produktif. Karena tingginya kualitas pendidikan
berkorelasi positif sebagai kontrol sosial terhadap pembangunan
demokrasi politik.
Oleh karena itu, adanya reformasi pendidikan di Indonesia perlu di
revitalisasi. Yang hasilnya akan dilihat dari bagaimana out put
pendidikannya. Out put pendidikan adalah hasil dari bagaimana proses
pendidikan diajarkan dan mampu diimplementasikan seorang peserta didik
bagi kehidupannya. Setinggi apapun pendidikan seseorang akan nampak bila
ia mampu mengaplikasikannya dalam praktik yang nyata. Tidak sekedar
bergulat dengan teori-teori belaka. Artinya pendidikan bukan hanya
wacana, wawasan dan pengetahuan. Lebih daripada itu, pendidikan
merupakan mesin pencetak manusia unggul, manusia paripurna.
Pendidikan perlu dipandang sebagai bagian dari sikap dan moral yang
berkembang dimasyarakat. Kita hidup di masa yang segalanya seakan sudah
dimanjakan, sudah disediakan hingga kita dilupakan bagaimana mereka
membuat semua itu bahkan kita dibuat hanya terkagum-kagum oleh buaian
atas apa yang sudah dihasilkan oleh manusia atau bisa disebut para
penikmat. Barang-barang dari besi yang dirangkai menjadi berbagai alat
untuk memanjakan manusia. Kita sering mendengar pesan Rasulullah saw.
Untuk kita agar belajar (berproses dalam pendidikan) meski ke negeri
cina. Namun hal itu seakan angin yang pasti berlalu.
Manusia adalah makhluk yang dilengkapi oleh Allah sarana berpikir. Namun
sayang, kebanyakan mereka tidak menggunakan sarana yang teramat penting
ini sebagaimana mestinya. Bahkan pada kenyataannya sebagian manusia
hampir tidak pernah berpikir.
Sebenarnya, setiap orang memiliki tingkat kemampuan berpikir yang
seringkali ia sendiri tidak menyadarinya. Ketika mulai menggunakan
kemampuan berpikir tersebut, fakta-fakta yang sampai sekarang tidak
mampu diketahuinya, lambat-laun mulai terbuka di hadapannya. Semakin
dalam ia berpikir, semakin bertambahlah kemampuan berpikirnya dan hal
ini mungkin sekali berlaku bagi setiap orang. Harus disadari bahwa tiap
orang mempunyai kebutuhan untuk berpikir serta menggunakan akalnya
semaksimal mungkin. Namun dari sekian pilihan yang harus dipikirkan oleh
kita adalah berpikir sebagaimana mestinya. Maksudnya yang paling
pertama kali wajib untuk dipikirkan secara mendalam oleh setiap orang
ialah tujuan dari penciptaan dirinya, baru kemudian segala sesuatu yang
ia lihat di alam sekitar serta segala kejadian atau peristiwa yang ia
jumpai selama hidupnya.
Pernahkah anda memikirkan bahwa anda tidak ada sebelum dilahirkan ke
dunia ini; dan anda telah diciptakan dari sebuah ketiadaan?
Pernahkan anda berpikir bagaimana bunga yang setiap hari anda lihat di
ruang tamu, yang tumbuh dari tanah yang hitam, ternyata memiliki bau
yang harum serta berwarna-warni?
Pernahkan anda memikirkan seekor nyamuk, yang sangat mengganggu ketika
terbang mengitari anda, mengepakkan sayapnya dengan kecepatan yang
sedemikian tinggi sehingga kita tidak mampu melihatnya?
Pernahkan anda berpikir bahwa lapisan luar dari buah-buahan seperti
pisang, semangka, melon dan jeruk berfungsi sebagai pembungkus yang
sangat berkualitas, yang membungkus daging buahnya sedemikian rupa
sehingga rasa dan keharumannya tetap terjaga?
Pernahkan anda berpikir bahwa gempa bumi mungkin saja datang secara
tiba-tiba ketika anda sedang tidur, yang menghancur luluhkan rumah,
kantor dan kota anda hingga rata dengan tanah sehingga dalam tempo
beberapa detik saja anda pun kehilangan segala sesuatu yang anda miliki
di dunia ini?
Pernahkan anda berpikir bahwa kehidupan anda berlalu dengan sangat
cepat, anda pun menjadi semakin tua dan lemah, dan lambat laun
kehilangan ketampanan atau kecantikan, kesehatan dan kekuatan anda?
Pernahkan anda memikirkan bahwa suatu hari nanti, malaikat maut yang
diutus oleh Allah akan datang menjemput untuk membawa anda meninggalkan
dunia ini?
Jika demikian, pernahkan anda berpikir mengapa manusia demikian
terbelenggu oleh kehidupan dunia yang sebentar lagi akan mereka
tinggalkan dan yang seharusnya mereka jadikan sebagai tempat untuk
bekerja keras dalam meraih kebahagiaan hidup di akhirat?
Manusia yang tidak memikirkan hal ini, hanya akan mengetahui
kenyataan-kenyataan tersebut setelah ia mati. Yakni ketika ia
mempertanggung jawabkan segala amal perbuatannya di hadapan Allah.
Dengan harapan manusia khususnya bangsa Indonesia kembali kepada
kepribadian yang luhur dan mulia, sehingga meminimalis orang-orang
“berpendidikan” yang berperilaku tidak berpendidikan seperti korupsi dan
sejenisnya.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an bahwa pada hari penghisaban, tiap
manusia akan berpikir dan menyaksikan kebenaran atau kenyataan tersebut:
"Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu
ingatlah manusia akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya.
Dia mengatakan, "Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal
saleh) untuk hidupku ini." (QS. Al-Fajr, 89:23-24)
Dengan demikian, sebuah reformasi dalam pendidikan meskipun pernah
dirumuskan namun sangat dimungkin merevitalisasikannya. Agar tujuan
manusia hidup dari kecil hingga besar (waktu yang singkat) tidak
sia-sia.
"Dia lah yang memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Nya dan
menurunkan untukmu rezki dari langit. Dan tiadalah mendapat pelajaran
kecuali orang-orang yang kembali (kepada Allah)." (QS. Ghaafir, 40: 13).
Tulisan Indah Itu Hanya Peristiwa, Cara Kamu Menulislah Yang Hebat.
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan komentar yang sopan dan baik.